Langsung ke konten utama

Laporan Percobaan Perubahan Entalpi Reaksi


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kita mengetahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran Kimia, tentunya juga kita berkecimpung dalam dunia Termokimia (Thermochemistry). Dimana termokimia ini selalu berhubungan dengan energi. Energi merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan kita. Banyak kejadian di sekitar kita, bahkan di dalam tubuh kita yang melibatkan energi, baik melepas maupun memerlukan. Proses fotosintesis, metabolisme, gerak, pembakaran, dan memasak adalah contoh kejadian yang melibatkan energi. Memasak membutuhkan energi berupa panas. Sebagai contoh nyata, masakan tidak akan masak dengan sendirinya tanpa ditambahkan panas dari luar.
Termokimia ini sendiri terjadi pada reaksi kimia (Chemical Reaction). Reaksi kimia ini melibatkan melibatkan kalor reaksi (q) dengan mematuhi Hukum Kekekalan Energi (Law of Conservation of Energy). Kalor reaksi ini sama dengan perubahan entalpi reaksi (Enthalpy Change of Reaction) atau yang biasa disingkat dengan ∆H. Perubahan entalpi yang dimiliki suatu zat tidak dapat ditentukan. Adapun yang dapat ditentukan adalah perubahan entalpi yang menyertai suatu perubahan kimia atau fisik. Dan perlu kita ketahui bahwa perubahan entalpi merupakan selisih antara entalpi produk (akhir) dan entalpi reaktan (awal). Perubahan entalpi reaksi ini dapat ditentukan dengan percobaan, Hukum Hess, data ∆H˚f, dan data energi ikatan. Atas dasar itulah, sehingga kita perlu melakukan penelitian dan percobaan tentang perubahan entalpi reaksi (∆H) dengan cara percobaan.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan penelitian dan percobaan yang telah dilakukan, maka beberapa permasalahan dalam penelitian atau percobaan Kimia mengenai perubahan entalpi reaksi ini antara lain :
ü  Bagaimanakah perubahan entalpi dari reaksi natrium hidroksida dan asam klorida yang menghasilkan satu mol air sesuai dengan persamaan reaksi :
NaOH(aq) + HCl(aq)  à NaCl (aq) + H2O(l).
ü  Apakah perubahan entalpi reaksi tersebut termasuk dalam reaksi endoterm atau reaksi eksoterm ?
1.3  Maksud dan Tujuan Percobaan
1.3.1     Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami perubahan entalpi reaksi yang dimiliki suatu zat khususnya pada natrium hidroksida dan asam klorida dengan menggunakan alat bantu termometer, gelas kimia, gelas ukur, dan larutan NaOH dan HCl.
1.3.2     Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memahami, mengetahui, dan menentukan perubahan entalpi dari reaksi natrium hidroksida dan asam klorida yang menghasilkan satu mol air sesuai dengan persamaan reaksi :
NaOH(aq) + HCl(aq)  à NaCl(aq) + H2O(l). 
1.4  Manfaat
Beberapa manfaat yang bisa kita peroleh dari percobaan/penelitian yang kita lakukan yaitu sebagai berikut.
v  Bagi siswa
Manfaat bagi siswa dengan adanya penelitian/percobaan ini yaitu pengetahuan siswa menjadi lebih bertambah akan termokimia khususnya mengenai perubahan entalpi reaksi.
v  Bagi guru
Manfaat bagi guru melalui penelitian/percobaan ini yaitu guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa akan penentuan perubahan entalpi reaksi melalui percobaan. 
BAB II
METODE KERJA
            2.1 Alat dan Bahan
                        2.1.1 Alat
1.    1 buah gelas kimia 100 ml.
2.    1 buah gelas ukur 50 ml.
3.    1 buah termometer 0-50˚C.
4.    Neraca 4 lengan/neraca 311.
                        2.1.2 Bahan
1.    Larutan NaOH 1 M.
2.    Larutan HCl 1 M.
3.    Aquades
                        2.1.3 Cara Kerja
Ø  Ukurlah temperatur larutan NaOH dan HCl sebelum direaksikan.
Ø  Termometer harus dibersihkan dan dikeringkan sebelum digunakan untuk mengukur temperatur larutan yang berbeda.
Ø  Masukkan larutan NaOH dan larutan HCl dalam gelas kimia. Kemudian, ukurlah temperaturnya.
BAB III
HASIL PERCOBAAN
Diketahui :
v  Temperatur larutan NaOH = 33˚C.
v  Temperatur larutan HCl = 31˚C.
v  Rata-rata temperatur larutan (t1) = 32˚C.
v  Temperatur reaksi NaOH dan HCl (t2) = 36˚C.
v  Volume NaOH = 50 ml.
v  Volume HCl = 50 ml.
v  Kalor jenis air = 4,2 J/g˚C.
v  Massa jenis air = 1 g/ml.
Jadi,
ü  ∆t = t2 – t1
∆t = 36˚C - 32˚C
∆t = 4˚C.
ü  V larutan = V NaOH + V HCl.
V larutan = 50 ml + 50 ml.
V larutan = 100 ml.
ü  V larutan = V air = 100 ml.
Maka, massa (m) = V larutan x massa jenis air
            Massa (m) = 100 ml x 1 g/ml
            Massa (m) = 100 gr.      
ü  q = m x c x ∆t.
q = 100 gr x 4,2 J/g˚C x 4˚C.
q = 1.680 joule.
q = 1,68 Kj.
ü  q larutan + q reaksi = 0
q reaksi = -q larutan
q reaksi = -1,68 Kj.
Jadi,
*      ∆H = q reaksi.
∆H = -1,68 Kj.
Dengan kata lain, reaksi tersebut merupakan reaksi eksoterm.
BAB IV
PEMBAHASAN
Banyaknya kalor (panas) yang mengalir, baik masuk atau keluar sistem pada kondisi tekanan tetap disebut entalpi (H). Entalpi berasal dari kata Yunani enthalpein yang berarti memasukkan panas. Setiap zat mempunyai entalpi tertentu yang besarnya bergantung pada jumlahnya. Oleh karena itu, entalpi termasuk sifat ekstensif. Sebagai contoh, 2 mol air memiliki entalpi 2 kali 1 mol air. Perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia disebut perubahan entalpi (∆H).
Perubahan entalpi merujuk pada perubahan kalor selama proses pada tekanan konstan. Suatu ersamaan reaksi yang melibatkan perubahan entalpi disebut persamaan termokimia. Jika kita ingin mengukur perubahan energi, kita perlu menyetarakan kondisi zat yang direaksikan. Untuk itu, keadaan fisik zat yang direaksikan sangat penting artinya. Kondisi zat ditulis dengan huruf s, l, aq, dan g dalam tanda kurung yang masing-masing menyatakan zat padat, cair, larutan, dan gas.
Perubahan entalpi yang dimiliki suatu zat tidak dapat ditentukan. Adapun yang dapat ditentukan adalah perubahan entalpi yang menyertai suatu perubahan kimia atau fisik. Dan perlu kita ketahui bahwa perubahan entalpi merupakan selisih antara entalpi produk (akhir) dan entalpi reaktan (awal).
Dalam menentukan ∆H dengan eksperimen sederhana, perubahan entalpi dapat ditentukan apabila kita telah mengetahui kapasitas kalor, kalor jenis, dan kalorimeter. Kapasitas kalor adalah banyaknya energi kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur zat 1˚C. Kapasitas kalor tergantung pada jumlah zat. Kalor jenis, juga disebut dengan kalor spesifik, adalah banyaknya energi kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur 1 gr zat sebesar 1˚C. Kalorimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kalori reaksi.

BAB V
PENUTUP
1.1  Kesimpulan
Berdasarkan penelitian/percobaan yang telah dilakukan, maka kita dapat menyimpulkan kesimpulan yaitu sebagai berikut.
*      Reaksi sempurna ditandai dengan temperatur maksimum yang terbaca oleh termometer.
*      Dari percobaan tersebut dapat diperoleh besarnya perubahan entalpi reaksi (∆H reaksi) NaOH(aq) + HCl (aq) à NaCl(aq) + H2O (l) dengan massa 100 gr dan perubahan temperatur (∆t) = 4˚C adalah -1,68 Kj.
*      Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa reaksi tersebut merupakan reaksi eksoterm.

1.2  Saran
Dalam melakukan kegiatan penelitian/percobaan ini harus lebih ditingkatkan terutama dalam bidang ketersediaan alat bantu penelitian/percobaan. Dengan lengkap dan memadainya alat-alat bantu penelitian/percobaan maka konsentrasi siswa akan lebih terfokuskan sehingga hasil yang ingin dicapai selama penelitian/percobaan akan maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan selain itu dapat memberi manfaat dan pengetahuan yang lebih banyak mengenai penelitian/percobaan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Penurunan Titik Beku

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang      Perubahan fase zat cair ke padat disebut membeku. Hal ini banyak terjadi dilingkungan sekitar kita, terutama di negara yang memiliki musim dingin. Setiap zat mengalami pembekuan dengan waktu yang berbeda-beda, sebab titik beku yang dimiliki oleh masing-masing zat berbeda. Semakin tinggi titik bekunya maka zat tersebut akan cepat mengalami pembekuan.      Negara yang bermusim dingin mengalami proses pembekuan yang berlangsung cepat sekali, mulai dari air yang berada di alam bebs maupun air dalam radiator kendaraan bermotor, karena hal itu sangat merugikan maka untuk menanggulangi hal tersebut dilakukan penurunan titik beku. Penurunan titik dengan cara menambahkan suatu zat anti beku kedalam radiator. Penurunan titik beku terjadi karena terjadi kenaikan tekanan cairan dalam radiator, sehingga cairan membeku dalam suhu yang lebih rendah dari pelarutnya. Penurunan titik beku larutan encer sebanding dengan konsentrasi massanya. Titik

~Laporan Titrasi Asam-Basa~

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Berbicara masalah reaksi asam-basa atau yang biasa juga disebut reaksi penetralan, maka tidak akan terlepas dari titrasi asam-basa. Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa reaksi asam-basa atau reaksi penetralan dapat dilakukan dengan titrasi asam-basa. Adapun titrasi asam-basa ini terdiri dari titrasi asam kuat-basa kuat, titrasi asam kuat-basa lemah, titrasi basa lemah-asam kuat, dan titrasi asam lemah-basa lemah. Titrasi asam-basa ini ditentukan oleh titik ekuivalen (equivalent point) dengan menggunakan indikator asam-basa. Setelah mengetahui hal tersebut, perlu juga kita ketahui bahwa titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi