Langsung ke konten utama

Finalis PPI 2011 Sulawesi Selatan Masuk 3 Besar



Dalam balutan busana rancangan Anne Avantie, tiga besar Puteri Indonesia tampil anggun dan percaya diri. Dengan diserahkannya Mahkota Puteri Indonesia kepada Maria Elena (21), posisi Runner Up 1 (Puteri Indonesia Lingkungan 2011) diraih oleh Liza Elly Purnamasari (20) dari Jawa Timur. Sedangkan Runner Up 2 (Puteri Indonesia Pariwisata 2011) diperoleh Andi Tenri Gusti Hanum Utari Natassa (19) dari Sulawesi Selatan.
KOMPAS.com — Mahkota Puteri Indonesia berpindah dari Nadine Alexandra Dewi Ames kepada Maria Selena, perempuan kelahiran Palembang, 24 September 1990, asal Jawa Tengah. Selena menyisihkan kontestan asal Jawa Timur dan Sulawesi Selatan yang berhasil masuk tiga besar di Pemilihan Puteri Indonesia (PPI) 2011.

Dalam balutan busana rancangan Anne Avantie, tiga besar Puteri Indonesia tampil anggun dan percaya diri. Dengan diserahkannya Mahkota Puteri Indonesia kepada Selena (21), posisi Runner-up 1 (Puteri Indonesia Lingkungan 2011) diraih oleh Liza Elly Purnamasari (20) dari Jawa Timur, sedangkan Runner-up 2 (Puteri Indonesia Pariwisata 2011) diperoleh Andi Tenri Gusti Hanum Utari Natassa (19) dari Sulawesi Selatan.

Selena, Liza, dan Natassa sukses membuktikan bagaimana anak daerah juga mempunyai kesempatan yang sama berkiprah di tingkat nasional, termasuk mereka yang berhasil masuk dalam lima besar, seperti Sabrina Chairunnisa (18) dari Sumatera Utara dan Dinda Rizki Hutari (20) dari Yogyakarta, yang tampil elegan dalam balutan busana Intan Avantie.

Ketiga perempuan muda dengan motivasi tinggi dan kepercayaan diri ini membuktikan kemampuannya mengalahkan ketakutan dalam diri untuk berkompetisi dan menggali potensi diri di ajang PPI.

Salah satu juri PPI 2011, Artika Sari Devi (Puteri Indonesia 2004), mengatakan, perempuan muda yang mendaftarkan diri di ajang PPI, apalagi mereka yang berhasil meraih tiket ke seleksi nasional PPI, adalah perempuan yang berani dan mempunyai nyali untuk mengalahkan ketakutan dalam dirinya.

Bagi Artika, Puteri Indonesia mempunyai peran dan mampu berkontribusi. "Tantangan Puteri Indonesia banyak. Ekspektasi masyarakat terhadap Puteri Indonesia juga tinggi dan lebih banyak. Itu adalah tantangan yang harus selalu siap dihadapi Puteri Indonesia dan juga menjadikannya sosok muda yang jauh lebih matang," tutur Artika kepadaKompas Female di sela penjurian saat karantina PPI 2011 beberapa waktu lalu di Jakarta.

Selena, mahasiswi School of Business & Management Institut Teknologi Bandung, mengaku tak berpengalaman mengikuti ajang kecantikan ataupun kompetisi modelling. Namun, keyakinan dan kepercayaan diri yang ditanamkan sejak awal mengikuti PPI membuatnya berhasil memenangkan gelar Puteri Indonesia.

"Saya menargetkan menjadi Puteri Indonesia sejak pertama kali mengikuti PPI. Menjadi Puteri merupakan langkah awal untuk bisa berkontribusi dalam segala bidang," jelas Selena saat jumpa pers di Jakarta, Sabtu (8/10/2011) dini hari.

Sementara bagi Liza dan Natassa, tak ada kata kecewa meski keduanya tak berhasil memenangkan pemilihan. Bagi Liza, mahasiswi The London School of Public Relations kelahiran Malang, 27 Maret 1991, semua finalis adalah pemenang. Natassa, mahasiswi Swiss German University International Business, kelahiran Makassar, 11 Agustus 1992, ini sepakat dengan Liza. Ia tak kecewa meski tak meraih posisi nomor satu.

"Kemenangan tidak hanya disimbolkan dengan posisi satu, dua, tiga, tetapi lebih kepada menyikapi kemenangan setiap harinya. Saya tidak kecewa, dan siap mewakili bangsa di ajang pemilihan berikutnya, di tingkat internasional," tutur Natassa yang memborong sejumlah gelar di ajang PPI 2011, seperti Puteri Indonesia Berbakat dan Puteri Indonesia Favorit.

PPI 2011 tak hanya mencari sosok Puteri untuk mewakili Indonesia di berbagai ajang pemilihan internasional. Yayasan Puteri Indonesia juga memilih sejumlah atribut Puteri dan sosok perempuan muda yang berpotensi dengan kecerdasan intelektual tinggi.

Tim juri pun memilih Puteri Intelegensia dari hasil wawancara khusus penerima beasiswa Pascasarjana Universitas Atmajaya saat mengikuti karantina PPI 2011.

Adalah Asri Silvia Shorea, SKed dari Kalimantan Timur; Annisa Putri Ayudya, SPsi dari DKI 2; dan Rizky Fitriyani Rustam, SKM dari Sulawesi Tenggara, penerima penghargaan Puteri Intelegensia 2011 di ajang PPI.

Asri dari Kalimantan Timur dan Putri dari DKI 2 tak hanya memiliki intelegensia yang tinggi, mereka adalah perempuan muda berpotensi yang juga terpilih masuk dalam 10 besar yang tampil cantik dalam balutan busana rancangan Barli Asmara.

Pada malam final PPI 2011 yang berlangsung di Plenary Hall Jakarta Convention Center, Jumat (7/10/2011), juga terpilih pemenang Puteri Atribut PPI 2011 sebagai berikut:

Puteri Indonesia Persahabatan: Papua (Herllyn Paula Mambai)
Puteri Indonesia Berbakat: Sulawesi Selatan (Andi Tenri Gusti Hanum Utari Natassa)
Puteri Indonesia Favorit: Sulawesi Selatan (Andi Tenri Gusti Hanum Utari Natassa)
Puteri Indonesia Kepulauan berdasarkan polling SMS:
- Sumatera: Bangka Belitung (Nur Rahma Umani)
- Jawa: Banten (Rahajeng Sekar Putri)
- Kalimantan: Kalimantan Selatan (Ninggar Ayu Neswari)
- Sulawesi: Sulawesi Tenggara (Rizky Fitriyani Rustam)
- Bali-NTT-NTB: Bali (AA Istri Karina Manik)
- Indonesia Timur: Maluku (Audry Gabrielle Marsha Tentua)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Percobaan Perubahan Entalpi Reaksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Kita mengetahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran Kimia, tentunya juga kita berkecimpung dalam dunia Termokimia (Thermochemistry). Dimana termokimia ini selalu berhubungan dengan energi . Energi merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan kita. Banyak kejadian di sekitar kita, bahkan di dalam tubuh kita yang melibatkan energi, baik melepas maupun memerlukan. Proses fotosintesis, metabolisme, gerak, pembakaran, dan memasak adalah contoh kejadian yang melibatkan energi. Memasak membutuhkan energi berupa panas. Sebagai contoh nyata, masakan tidak akan masak dengan sendirinya tanpa ditambahkan panas dari luar. Termokimia ini sendiri terjadi pada reaksi kimia (Chemical Reaction). Reaksi kimia ini melibatkan melibatkan kalor reaksi (q) dengan mematuhi Hukum Kekekalan Energi (Law of Conservation of Energy). Kalor reaksi ini sama dengan perubahan entalpi reaksi (Enthalpy Change of Reaction) atau yang biasa disingkat dengan ∆H. Perubahan enta

Laporan Penurunan Titik Beku

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang      Perubahan fase zat cair ke padat disebut membeku. Hal ini banyak terjadi dilingkungan sekitar kita, terutama di negara yang memiliki musim dingin. Setiap zat mengalami pembekuan dengan waktu yang berbeda-beda, sebab titik beku yang dimiliki oleh masing-masing zat berbeda. Semakin tinggi titik bekunya maka zat tersebut akan cepat mengalami pembekuan.      Negara yang bermusim dingin mengalami proses pembekuan yang berlangsung cepat sekali, mulai dari air yang berada di alam bebs maupun air dalam radiator kendaraan bermotor, karena hal itu sangat merugikan maka untuk menanggulangi hal tersebut dilakukan penurunan titik beku. Penurunan titik dengan cara menambahkan suatu zat anti beku kedalam radiator. Penurunan titik beku terjadi karena terjadi kenaikan tekanan cairan dalam radiator, sehingga cairan membeku dalam suhu yang lebih rendah dari pelarutnya. Penurunan titik beku larutan encer sebanding dengan konsentrasi massanya. Titik

~Laporan Titrasi Asam-Basa~

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Berbicara masalah reaksi asam-basa atau yang biasa juga disebut reaksi penetralan, maka tidak akan terlepas dari titrasi asam-basa. Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa reaksi asam-basa atau reaksi penetralan dapat dilakukan dengan titrasi asam-basa. Adapun titrasi asam-basa ini terdiri dari titrasi asam kuat-basa kuat, titrasi asam kuat-basa lemah, titrasi basa lemah-asam kuat, dan titrasi asam lemah-basa lemah. Titrasi asam-basa ini ditentukan oleh titik ekuivalen (equivalent point) dengan menggunakan indikator asam-basa. Setelah mengetahui hal tersebut, perlu juga kita ketahui bahwa titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi