Langsung ke konten utama

Laporan Penelitian tentang Sel

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kita mengetahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran Biologi, tentunya juga kita berkecimpung dalam  dunia sel. Dalam mempelajari sel kita mengenal beberapa jenis sel, diantaranya sel hewan, sel tumbuhan, dan sel mati. Sel merupakan bagian terkecil dari sutau susunan mahkluk hidup. Tidak dapat kita bayangkan begitu banyak organ-organ penyusun sel yang berperan penting dalam kelangsungan hidup suatu organisme. Perlu kita ketahui, bahwa tubuh kita, serta berbagai hewan dan tumbuhan terdiri atas berjuta-juta sel yang tentunya masing-masing memiliki sifat yang sama. Olah karena itu, sudah sepatutnya kita mencoba unutk memahami dan juga mengamati bagaimanakah selama ini bentuk sel yang memiliki banyak peran itu sehingga menjadi pondasi awal penyusun tubuh kita.
Dengan bentuk yang sangat kecil, untuk melihat bentuk sel harus menggunakan bantuan mikroskop. Selain itu, agar kita lebih memiliki pengetahuan mengenai sel, perlu diadakan suatu penelitian. Dari penelitian tersebut kita dapat memahami bagaimanakah sela yang selama ini menyusun suatu organisme, dan dari penelitian itu pula juga dapat mengingatkan kita bahwa betapa besarnya kekuasaan Allah SWT menciptakan suatu bagian yang sangat kecil dalam tubuh mahkluk hidup, baik itu hewan, tumbuhan, dan kita tentunya. Dimana bagian kecil tersebut memiliki berbagai macam fungsi yang berperan untuk kelangsungan hidup kita, yaitu sel. Atas dasar itulah sehingga kita perlu melakukan suatu penelitian akan struktur sel tumbuhan, sel hewan, maupun sel mati.


1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa permasalahan dalam penelitian Biologi mengenai sel ini antara lain :
ü  Bagaimanakah bentuk dan struktur dari sel hewan, sela tumbuhan, dan sel mati ?
ü  Apakah perbedaan antara sel tumbuhan, sel hewan, dan sel mati ?
1.3  Maksud dan Tujuan Percobaan
1.3.1     Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami bentuk dan struktur dari sel dengan menggunakan alat bantu mikroskop, khususnya mikroskop cahaya dengan pembesaran lemah ke kuat.
1.3.2     Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memahami, mengetahui, dan menentukan perbedaan antara sel mati, sel hewan, dan sel tumbuhan.
1.4  Manfaat
Beberapa manfaat yang bisa kita peroleh dari percobaan/penelitian yang kita lakukan yaitusebagai berikut.
v  Bagi siswa
Manfaat bagi siswa dengan adanya penelitian/percobaan ini yaitu pengetahuan siswa menjadi lebih bertambah akan struktur sel yang menjadi nagian terkecil dalam dirinya. 
v  Bagi guru
Manfaat bagi guru melalui penelitian/percobaan ini yaitu guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa akan perbedaan struktur sel mati, sel hewan, maupun sel tumbuhan, serta dapa mengetahui tingkat kemampuan siswanya dalam menggunakan berbagai alat bantu penelitian. 
BAB II
METODE KERJA
            2.1 Alat dan Bahan
                        2.1.1 Alat
1.    Mikroskop
2.    Kaca objek
3.    Kaca penutup (the glass)
4.    Pipet tetes
5.    Pinset
6.    Silet tajam
7.    Tusuk gigi
                        2.1.2 Bahan
1.    Aqua
2.    Tissue
3.    Gabus
4.    Rhoc discolor (jika ada)
                        2.1.3 Cara Kerja
Ø  Untuk melihat sel mati
1.    Iris gabus setipis mungkin.
2.    Hasil irisan diletakkan di kaca objek.
3.    Tetesi dengan air aqua.
4.    Lalu amati di bawah mikroskop (pembesaran lemah àkuat).
5.    Gambar hasil pengamatan.
Ø  Untuk melihat sel tumbuhan
1.    Keluarkan epidermis bawang merah, epidermis luar dan epidermis dalam (sel tumbuhan).
2.    Letakkan pada kaca objek.
3.    Tetesi dengan air aqua.
4.    Amati di bawah mikroskop.
5.    Gambar hasil penelitian.
Ø  Untuk melihat sel hewan
1.    Kerok pipi bagian dalam.
2.    Hasil kerokan diletakkan pada kaca objek.
3.    Amati di bawah mikroskop.
4.    Gambar hasil pengamatan.
BAB III
TABEL HASIL PENELITIAN

Sel Gabus
(Sel Mati)
Epidermis Bawang Merah (Sel Tumbuhan)
Epitel Rongga Mulut
 (Sel Hewan)






BAB IV
PEMBAHASAN

4.1  Sejarah Penemuan Sel
Istilah sel pertama kali dikemukakan oleh Robert Hooke (1635-1703), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris. Dengan menggunakan mikroskop sederhana temuannya, Robert Hooke berhasil mengamati sayatan tipis gabus tutup botol yang tampak seperti kamar-kamar kecil menyerupai sarang lebah. Kamar-kamar kecil tersebut dinamakan sel.
Pada awal abad ke-17, Antonie van Leeuwenhoek berhasil melihat benda-benda aneh yang terdapat dalam setetes air rendaman jerami dengan menggunakan mikroskop sederhana rancangannya.
Pada tahun 1809, Jean Baptiste de Lamarck menyatakan bahwa setiap benda hidup adalah kumpulan sel. Di dalam setiap sel bergerak cairan yang kompleks. Henri Dutrochet menyatakan bahwa sel tersebut merupakan bagian fundamental organisme.
4.2   Teori tentang Sel
Berikut merupakan beberapa teori tentang sel menurut para ahli :
1)    Schleiden (ahli botani Inggris), berpendapat bahwa setiap tubuh tumbuhan terdiri atas sel.
2)    Theodore Schwann (ahli zoologi Jerman), berpendapat bahwa setiap tubuh hewan tersusun atas sel.
3)    Max Schultze berpendapat bahwa protoplasma merupakan struktur dasar organisme dan merupakan bagian penting dari sel.
4)    Rudolf Virchow menyatakan omnis cellula e cellula yang artinya setiap sel berasal dari sel sebelumnya.
4.3   Macam-Macam Sel
4.3.1     Struktur Dasar
Berdasarkan struktur dasarnya, sel dibedakan menjadi :
1.    Sel prokariotik, yaitu sel tanpa membran inti. Sel inti memiliki materi genetik, berupa DNA berbentuk sirkuler yang tidak dibungkus membran inti.
2.    Sel eukariotik, adalah sel yang memmiliki membran inti sehingga terjadi pemisahan antara inti sel dengan sitoplasma.
4.3.2     Cara Mendapatkan Energi
Berdasarkan cara mendapatkan energi, sel dikelompokkan menjadi :
1.    Sel autotrofik adalah sel yang mampu memanfaatkan energi cahaya matahari atau energi kimia untuk menyususn senyawa yang dibutuhkan seperti gula, protein, dan lemak.
2.    Sel heterotrofik adalah sel yang tidak mampu memanfaatkan energi cahaya matahari ataupun energi kimia.
4.4   Komponen Utama Penyusun Sel
Berikut merupakan komponen utama penyusun sel.
1.    Membran sel (membran plasma).
2.    Sitoplasma, yang terdiri atas :
·         90% air
·         10% padat [zat organik (protein, lemak, karbohidrat), zat anorganik (C, H, O, N, P, dan lain-lain), organella]

·         Organella, terdiri atas :
a.    Reticulum Endoplasma ( RE kasar dan RE halus)
b.    Ribososm.
c.    Sentrosom.
d.    Lisosom.
e.    Badan golgi.
f.     Mitocondria.
g.    Vacuola.
3.    Inti sel (nukleus), yang terdiri atas :
·         Membran inti (karioteka).
·         Anak inti (nukleolus).
·         Kromosom.
·         Gen.
4.5   Karakteristik Sel Tumbuhan, Sel hewan, dan Sel Mati
Berdasarkan hasil penelitian/ percobaan, maka kita dapat melihat karakteristik dari sel mati, sel tumbuhan, dan sel hewan yaitu sebagai berikut.
1.    Sel mati.
a.    Selnya berbentuk segi delapan.
b.    Tidak memiliki inti sel karena merupakan sel mati.
c.    Tidak terdapat aktivitas dalam sel tersebut dan tidak memiliki bagian-bagian seperti pada sel tumbuhandan sel hewan, seperti tidak memiliki isi dan tidak memiliki inti sel.
2.    Sel tumbuhan.
a.    Sel tumbuhan memiliki ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan sel hewan dan sel mati.
b.    Mempunyai bentuk yang tetap.
c.    Mempunyai dinding sel dari selulosa.
d.    Mempunyai plastida.
e.    Mempunyai vakuola atau rongga sel yang besar.
f.     Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) pati.
g.    Tidak mempunyai sentrosom.
h.    Tidak memiliki lisosom.
i.      Nukleus lebih kecil daripada vakuola.
3.    Sel hewan.
a.    Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan.
b.    Tidak mempunyai bentuk yang tetap.
c.    Tidak mempunyai dinding sel.
d.    Tidak mempunyai plastida.
e.    Tidak mempunyai vakuola, walaupun kadang-kadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (meskipun tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan). Yang biasa dimiliki oleh hewan yaitu vesikel.
f.     Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen.
g.    Mempunyai sentrosom.
h.    Memiliki lisososm.
i.      Nukleus lebih besar daripada vesikel.
BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Berdasarkan penelitian/percobaan yang telah dilakukan, maka kita dapat menyimpulkan kesimpulan yaitu sebagai berikut.
1.    Struktur sel memiliki tiga komponen utama, yaitu :
a.    Membran sel.
b.    Sitoplasma.
c.    Nukleus.
2.    Berdasarkan hasil penelitian/ percobaan, maka kita dapat melihat dan menyimpulkan karakteristik dari sel mati, sel tumbuhan, dan sel hewan yaitu sebagai berikut.
1.    Sel mati.
a.    Selnya berbentuk segi delapan.
b.    Tidak memiliki inti sel karena merupakan sel mati.
c.    Tidak terdapat aktivitas dalam sel tersebut dan tidak memiliki bagian-bagian seperti pada sel tumbuhandan sel hewan, seperti tidak memiliki isi dan tidak memiliki inti sel.
2.    Sel tumbuhan.
a.    Sel tumbuhan memiliki ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan sel hewan dan sel mati.
b.    Mempunyai bentuk yang tetap.
c.    Mempunyai dinding sel dari selulosa.
d.    Mempunyai plastida.
e.    Mempunyai vakuola atau rongga sel yang besar.
f.     Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) pati.
g.    Tidak mempunyai sentrosom.
h.    Tidak memiliki lisosom.
i.      Nukleus lebih kecil daripada vakuola.
3.    Sel hewan.
a.    Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan.
b.    Tidak mempunyai bentuk yang tetap.
c.    Tidak mempunyai dinding sel.
d.    Tidak mempunyai plastida.
e.    Tidak mempunyai vakuola, walaupun kadang-kadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (meskipun tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan). Yang biasa dimiliki oleh hewan yaitu vesikel.
f.     Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen.
g.    Mempunyai sentrosom.
h.    Memiliki lisososm.
i.      Nukleus lebih besar daripada vesikel.
5.2  Saran
Dalam melakukan kegiatan penelitian/percobaan ini harus lebih ditingkatkan terutama dalam bidang ketersediaan alat bantu penelitian/percobaan khusunya mikroskop. Dengan lengkap dan memadainya alat-alat bantu penelitian/percobaan maka konsentrasi siswa akan lebih terfokuskan sehingga hasil yang ingin dicapai selama penelitian/percobaan akan maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan selain itu dapat memberi manfaat dan pengetahuan yang lebih banyak mengenai penelitian/percobaan. 
DAFTAR PUSTAKA



Amin, Mohamad., Biologi SMA/MA, Bailmu, Jakarta.

Campbell, N.A., dkk., 2002, Biologi, Erlangga, Jakarta.

Karmana, Oman. 2008. Biologi Untuk Kelas XI Semester 1 Sekolah Menengah Atas. Bandung : Grafindo Media Pratama.

Santoso, Begot, Drs. 2005. Biologi dan Kecakapan Hidup Jilid 2A. Bandung : Ganeca Exact.

Sumardi dan Marianti, A., 2007, Biologi Sel, Graha Ilmu,Yogyakarta.





























Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Percobaan Perubahan Entalpi Reaksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Kita mengetahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran Kimia, tentunya juga kita berkecimpung dalam dunia Termokimia (Thermochemistry). Dimana termokimia ini selalu berhubungan dengan energi . Energi merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan kita. Banyak kejadian di sekitar kita, bahkan di dalam tubuh kita yang melibatkan energi, baik melepas maupun memerlukan. Proses fotosintesis, metabolisme, gerak, pembakaran, dan memasak adalah contoh kejadian yang melibatkan energi. Memasak membutuhkan energi berupa panas. Sebagai contoh nyata, masakan tidak akan masak dengan sendirinya tanpa ditambahkan panas dari luar. Termokimia ini sendiri terjadi pada reaksi kimia (Chemical Reaction). Reaksi kimia ini melibatkan melibatkan kalor reaksi (q) dengan mematuhi Hukum Kekekalan Energi (Law of Conservation of Energy). Kalor reaksi ini sama dengan perubahan entalpi reaksi (Enthalpy Change of Reaction) atau yang biasa disingkat dengan ∆H. Perubahan enta

Laporan Penurunan Titik Beku

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang      Perubahan fase zat cair ke padat disebut membeku. Hal ini banyak terjadi dilingkungan sekitar kita, terutama di negara yang memiliki musim dingin. Setiap zat mengalami pembekuan dengan waktu yang berbeda-beda, sebab titik beku yang dimiliki oleh masing-masing zat berbeda. Semakin tinggi titik bekunya maka zat tersebut akan cepat mengalami pembekuan.      Negara yang bermusim dingin mengalami proses pembekuan yang berlangsung cepat sekali, mulai dari air yang berada di alam bebs maupun air dalam radiator kendaraan bermotor, karena hal itu sangat merugikan maka untuk menanggulangi hal tersebut dilakukan penurunan titik beku. Penurunan titik dengan cara menambahkan suatu zat anti beku kedalam radiator. Penurunan titik beku terjadi karena terjadi kenaikan tekanan cairan dalam radiator, sehingga cairan membeku dalam suhu yang lebih rendah dari pelarutnya. Penurunan titik beku larutan encer sebanding dengan konsentrasi massanya. Titik

~Laporan Titrasi Asam-Basa~

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Berbicara masalah reaksi asam-basa atau yang biasa juga disebut reaksi penetralan, maka tidak akan terlepas dari titrasi asam-basa. Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa reaksi asam-basa atau reaksi penetralan dapat dilakukan dengan titrasi asam-basa. Adapun titrasi asam-basa ini terdiri dari titrasi asam kuat-basa kuat, titrasi asam kuat-basa lemah, titrasi basa lemah-asam kuat, dan titrasi asam lemah-basa lemah. Titrasi asam-basa ini ditentukan oleh titik ekuivalen (equivalent point) dengan menggunakan indikator asam-basa. Setelah mengetahui hal tersebut, perlu juga kita ketahui bahwa titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi