BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam kegiatan
pembelajaran Kimia, larutan merupakan salah satu hal yang penting dan memiliki
pembahasan tersendiri. Seperti yang kita ketahui, pada umumnya larutan ini
menghasilkan gas. Banyak reaksi kimia yang dilakukan dalam bentuk larutan.
Salah satu contohnya adalah tablet effervescent.
Tablet effervescent ini mengandung antara lain kalsium karbonat dan vitamin
C (asam askorbat). Ketika tablet ini dimasukkan ke dalam air (zat pelarut),
asam askorbatnya akan bereaksi dan menghasilkan gelembung gas CO2. Tentunya
reaksi tersebut memiliki persamaan reaksi.
Dalam memasuki
dan mempelajari lebih dalam mengenai larutan, kita tentunya perlu mengetahui
mengenai konsentrasi larutan. Konsentrasi larutan ini sendiri meliputi
molaritas (molarity), persentase (persentage), dan bagian per juta (bpj).
Molaritas dibuat dengan cara pelarutan zat murni, pengenceran, dan pencampuran
dua larutan beda konsentrasi. Persentase meliputi persentase massa, persentase
volume, serta persentase berat per volume. Konsentrasi larutan ini di
aplikasikan dalam “Reaksi dalam Larutan Elektrolit” atau Reaction of Electrolyte Solution. Beberapa jenis atau macam dari
reaksi dakam larutan elektrolit diantaranya stoikiometri sederhana pada reaksi
sederhana dan stoikiometri campuran pada reaksi campuran. Maka, sebagai bentuk
pengaplikasian dari reaksi dalam larutan elektrolit, kita perlu melakukan
penelitian dan percobaan tentang reaksi dalam larutan elektrolit itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
penelitian dan percobaan yang telah dilakukan, maka beberapa permasalahan dalam
penelitian atau percobaan Kimia mengenai perubahan entalpi reaksi ini antara
lain :
Bagaimana hubungan koefisien reaksi dan jumlah mol
zat-zat yang terlibat dalam reaksi pembentukan gas ?
Bagaimana persamaan reaksi yang dihasilkan ?
Berapa volume gas yang dihasilkan pada reaksi yang telah
dilakukan ?
1.3 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.3.1 Maksud Percobaan
Maksud dari
percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami hubungan koefisien reaksi
dan jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi pembentukan gas terkhusus
pada reaksi logam Mg dengan larutan HCl dengan menggunakan alat bantu pita
magnesium, larutan HCl, gelas kimia, dan gelas ukur.
1.3.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memahami, mengetahui,
dan menentukan hubungan koefisien reaksi dan jumlah mol zat-zat yang terlibat
dalam reaksi pembentukan gas khususnya pada reaksi logam Mg dengan larutan HCl.
1.4 Manfaat
Beberapa manfaat yang bisa kita peroleh dari
percobaan/penelitian yang kita lakukan yaitu sebagai berikut.
v Bagi siswa
Manfaat bagi
siswa dengan adanya penelitian/percobaan ini yaitu pengetahuan siswa menjadi
lebih bertambah akan reaksi pada larutan khususnya mengenai reaksi dalam larutan
elektrolit..
v Bagi guru
Manfaat bagi guru melalui penelitian/percobaan ini yaitu
guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa akan reaksi dalam larutan
khususnya pada larutan elektrolit dan dalam menggunakan alat-alat bantu
percobaan atau penelitian.
BAB
II
METODE KERJA
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
1.
1 buah gelas kimia 1.000 ml.
2.
1 buah gelas ukur 50 ml.
3.
1 buah pita magnesium.
4.
1 buah pinset.
2.1.2 Bahan
1.
Tissue
2.
Larutan HCl 50 ml
3.
Aquades
2.1.3 Cara Kerja
ü Siapkan semua
alat dan bahan untuk percobaan.
ü Ampelas pita
magnesium sepanjang 3 cm.
ü Isilah gelas
kimia dengan 900 ml aquades
ü Isilah gelas ukur
dengan 50 ml larutan HCl. Kemudian, tambahkan aquades hingga penuh.
ü Tutuplah gelas
ukur tersebut dengan kertas tissue. Kemudian, masukkan ke dalam gelas kimia
yang berisi aquades dengan posisi terbalik.
ü Dengan posisi
gelas ukur tetap terbalik, masukkan pita magnesium sepanjang 3 cm ke dalam
gelas ukur. Pita magnesium akan segera bereaksi dengan HCl membentuk gas.
ü Setelah semua
pita magnesium larut, ukurlah volume gas yang terbentuk.
BAB
III
HASIL PERCOBAAN
Diketahui persamaan reaksi pada reaksi logam Mg dengan
larutan HCl adalah sebagai berikut.
Mg(s) + HCl(aq) à MgCl2(aq) + H2(g)
Langkah untuk mengukur volume gas yang dihasilkan pada
reaksi logam Mg dengan larutan HCl yaitu sebagai berikut.
1.
Ukur menggunakan mistar mulai dari volume yang tersisa
sampai skala gelas ukur. Berdasarkan perhitungan, diperoleh sepanjang 4,5 cm.
2.
Kemudian, ukur menggunakan mistar mulai dari garis skala
pada gelas ukur (dimulai pada angka 50 ml/ sesuai dengan batas skala pada galas
ukurnya) sepanjang 4,5 cm. Dari perhitungan, diperoleh pada skala/ volume 31
ml.
3.
Selanjutnya, hitung selisih dari volume total gelas ukur dengan
volume sisa yang di ukur dengan mistar.
V2 = 50 – 31
V2 = 19 ml
4.
Volume gas yang dihasilkan yaitu sebesar.
V H2 = V1 + V2
V H2 = 50 + 19
V H2 = 69 ml.
Diketahui :
Mg(s) + HCl(aq) à MgCl2(aq) + H2(g)
V H2 =
69 ml.
= 0,069 l.
V STP =
22,4.
Koefisien Mg =
1.
Koefisien H2 = 1.
Ar Mg =
24,3.
= 24.
Jadi,
ü n H2 =
V H2 / V STP
n H2 = 0,069 / 22,4
n H2 = 0,003
ü Dari rumus :
n = w / Ar
w = n x Ar
ü n Mg = Koefisien
Mg / Koefisien H2 x n H2
n Mg = 1/1 x 0,003
n Mg = 0,003
ü w Mg = n Mg x Ar
Mg
w Mg = 0,003 x 24
w Mg = 0,072 gr.
w Mg = 72 mg.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 Konsentrasi Larutan
Konsentrasi suatu
larutan merujuk ke bobot atau volume zat terlarut dalam pelarut atau larutan
yang banyaknya di tentukan. Ada beberapa metode yang lazim digunakan untuk mengungkapkan
konsentrasi.
4.1.1 Molaritas
Molaritas atau
kemolaran dilambangkan dengan huruf M.
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Secara
matematis, molaritas dapa dinyatakan sebagai berikut.
Molaritas (M) = mol
zat terlarut (gram zat terlarut / Mr) / liter larutan.
Suatu larutan
dengan molaritas tertentu dapat digunakan untuk membuat larutan lain dengan
molaritas yang berbeda. Larutan itu dapat diperoleh dari pelarutan zat murni,
pengenceran, atau pencampuran dua larutan yang berbeda konsentrasinya.
4.1.2 Persentase
Salah satu metode
yang digunakan untuk menyatakan konsentrasi suatu zat adalah dengan persentase
(kadar), yaitu perbandingan antara zat terlarut danlarutannya dikalikan 100%.
Jika tidak ada keterangan lain, istilah persentase digunakan untuk menyatakan
persentase massa.
a)
Persentase massa adalah kepekatan yang dinyatakan sebagai
perbandingan antara bobot zat terlarut dengan bobot larutan dikalikan 100%.
Persentase massa = massa zat terlarut / massa larutan x
100%
b)
Persen berat per volume menyatakan banyaknya zat yang
dilarutkan dalam sejumlah tertentu pelarut untuk memperoleh volume larutan yang
diinginkan.
% berat/volume = massa zat terlarut (g) / volume larutan
(ml) x 100%
4.1.3 Bagian per Juta (bpj)
Jika konsentrasi
suatu zat relatif rendah, konsentrasi zat itu dapat dinyatakan dalam bagian per
juta (bpj). Bagian per juta menyatakan banyaknya mg zat terlarut dalam 1 liter
larutan atau dalam 1 kg larutan padat. Secara matematis, bpj massa dan bpj
volume dapat ditulis sebagai berikut.
a)
bpj massa = massa komponen / massa campuran x 106 bpj
b)
bpj volume = volume komponen / volume campuran x 106
bpj
4.2 Reaksi dalam Larutan Elektrolit
Pencampuran dua atau lebih larutan
elektrolit tidak selalu menimbulkan reaksi. Reaksi dalam larutan elektrolit
dapat terjadi jika ada ion yang bergabung dengan ion lain membentuk suatu
molekul. Adanya reaksi dalam larutan elektrolit ditandai dengan terbentuknya
endapan, gas, perubahan warna, atau terjadinya panas. Salah satu contoh dari
reaksi dalam larutan elektrolit yaitu reaksi antara logam Mg dengan larutan HCl
seperti pada percobaan yang telah kita lakukan. Dari percobaan tersebut, maka
kita dapat mengetahuinya sebagai reaksi dalam larutan elektrolit dengan
terbentuknya gas.
BAB
V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan
penelitian/percobaan yang telah dilakukan, maka kita dapat menyimpulkan
kesimpulan yaitu sebagai berikut.
Kita dapat mengetahui bahwa percobaan yang dilakukan
merupakan reaksi dalam larutan elektrolit. Hal itu dapat ditandai dengan terbentuknya
gas pada reaksi itu.
Dari percobaan tersebut, maka kita dapat mengetahui bahwa
volume gas yang dihasilkan dari reaksi logam Mg dengan larutan HCl yaitu
sebesar 69 ml.
Dari percobaan tersebut, maka kita dapat mengetahui massa
zat terlarut (w) magnesium (Mg) yaitu sebesar 72 mg.
1.2 Saran
Dalam melakukan kegiatan
penelitian/percobaan ini harus lebih ditingkatkan terutama dalam bidang
ketersediaan alat bantu penelitian/percobaan. Selain itu, kebersihan lab juga
harus lebih di jaga sebagaimana lab pada umumnya. Dengan lengkap dan memadainya
alat-alat bantu penelitian/percobaan serta tingkat kebersihan yang baik maka
konsentrasi siswa akan lebih terfokuskan sehingga hasil yang ingin dicapai
selama penelitian/percobaan akan maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan
selain itu dapat memberi manfaat dan pengetahuan yang lebih banyak mengenai penelitian/percobaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Susilowati, Endang., Theory and Application of Chemistry, Bilingual,
Jakarta.
Komentar
Posting Komentar